Ikan
cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh masyarakat khususnya
anak-anak, karena ikan tersebut selain rupanya yang cantik juga dapat
merupakan tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering disebut
ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam
famili Anabantidae (Labirynth Fisher).
Keindahan
tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias
serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam
budidaya ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat
tersebut adalah ikan cupang hias.
Untuk membudiayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi. Di Wilayah Jakarta Pusat budidaya ikan cupang ada yang dilakukan diatas dak rumah dan dipekarangan yang relatif sempit, dengan menggunakan wadah bekas ataupun kolam bak semen atau akuarium. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan.
Untuk membudiayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi. Di Wilayah Jakarta Pusat budidaya ikan cupang ada yang dilakukan diatas dak rumah dan dipekarangan yang relatif sempit, dengan menggunakan wadah bekas ataupun kolam bak semen atau akuarium. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan.
Klasifikasi
Subfilum : Craeniata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Super Ordo : Teleostei
Ordo : Percomorphoidei
Subordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Genus : Betta
Spesies : Betta Splendens
Nama Inggris : Siemese Fighting Fish
Nama Lokal: Cupang Laga, Kalakatau (Kalimantan)
Habitat
Ikan
Cupang Hiup di daerah tropis, terutama di benua Asia sampai Afrika.
Habitat asalnya di daerah perairan dangkal dan berair jernih, seperti
daerah persawahan hingga sungai yang bertemperatur 24-27 derajat
celcius, dengan pH berkisar 6,2 – 7,5 serta tingkat kandungan mineral
terlarut dalam air atau kesadahan (hardness) berkisar 5-12 dH. Pada
umumnya cupang sanggup hidup dan berkembang biak dengan baik pada
kisaran pH 6,5 – 7,2 dan hardness berkisar 8,5 – 10dH.
Wadah Budidaya
Pada
umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang
ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x
50 cm, sedang wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran,
yang bisa digunakan antara lain : baskom, akuarium kecil atau ember
dapat dipakai untuk memijahkan ikan.
Ciri-Ciri Induk Jantan Dan Betina
1. Ciri-ciri Induk Jantan
Ciri-ciri
khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain warnanya
yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga
sering disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak
menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
Ciri ikan jantan untuk dipijahkan :
1. Umur ± 4 bulan
2. Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
3. Gerakannya agresif dan lincah.
4. Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).
2. Ciri-ciri ikan betina :
1. Umur telah mencapai +- 4 bulan
2. Bentuk badan membulat menandakan siap kawin.
3. Gerakannya lambat.
4. Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.
5. kondisi badan sehat.
Teknik Perkawinan dan Produksi
Pada
induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada
induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada
saluran pengeluaran dapat terlihat.
Pada
prinsipnya perkawinan dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah
yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan
didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol
agar tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat
dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya
ke bawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air.
Proses ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan.
Bila
sarang telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan
dengan jantan agar dapat memulai perkawinan. Pada saat pemijahan (perkawinan) tubuh
jantan menyelubungi induk betina membentuk huruf ” U ” dengan ventral
saling berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera
dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh
induk jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa.
Proses pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap
pemijahan yang sama. Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina
dipindahkan dari tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat
pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan
metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk mengobati luka yang mungkin
ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap pada wadah pemijahan
untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas. Dalam setiap kali
pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya
pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada
wadah berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing Tubifex sp. atau
Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.
Pembesaran anak
1.
Ketika burayak ikan cupang sudah dapat brenang dan sudah habis kuning
telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat
pembesaran.
2. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
3. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
4. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain.
5. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.
Tahap pemberian makanan
Pada
umumnya pemberian makanan pada anakan yang berumur kurang dari 5 hari
bisa dihilangkan, karena anakan yang berumur kurang dari 5 hari tersebut
masih mempunyai cadangan makanan yang dihasilkan oleh kuning telur yang
melindunginya. jadi mulai umur 5-10 hari anakan baru mulai diberi
makanan berupa: roteria, infusaria, kuning telor mentah .
dan setelah tahap kedua terlewati dengan lancar, masuklah ke dalam tahap ke 3 dimana anakan berumur 10-17 hari, anakan ini bisa diberi makanan berupa: Kutu air yang disaring. Dan tahap terakhir bagi anakan yang berumur lebih dari 17 hari, bisa diberi makanan berupa Kutu air, Cuk, Cacing sutra .
dan setelah tahap kedua terlewati dengan lancar, masuklah ke dalam tahap ke 3 dimana anakan berumur 10-17 hari, anakan ini bisa diberi makanan berupa: Kutu air yang disaring. Dan tahap terakhir bagi anakan yang berumur lebih dari 17 hari, bisa diberi makanan berupa Kutu air, Cuk, Cacing sutra .
Diagram Pemberian makanan anakan:
- Hari 0-5 ———–> Tidak perlu diberi apa apa
- Hari 5-10 ———–> Diberi Infusaria, Roteria, Kuning telor rebus
- Hari 10-17 ———–> Diberi kutu air yang telah disaring
- Hari >17 ———–> Diberi kutu air, cuk, cacing sutra
Tahap Pemindahan anakan
Setelah
melewati 4 tahup yang pertama mengenai cara pembarian pakan , sekarang
yang perlu anda lakukan adalah memindahkan anakan ikan cupang tersebut
ke dalam kolam pendederan, tentunya anda harus menyediakan tempatnya.
Tahapan
persiapan dan perlakuan lainnya selama berada di dalam bak pendederan
harus disesuaikan dengan jenis ikan hias yang dipijahkan. Wadah yang
umum digunakan yaitu: Fiberglass, drum bekas, Paso, ember atau bak
semen. Demikian pula dengan penempatannya, akan lebih baik bila
ditempatkan ditempat yang terbuka dan cukup mendapatkan sinar matahari
yang cukup
1.
Untuk mengurangi sinar matahari langsung , anda dapat menggunakan
tumbuhan enceng gondok sebagai tambahan. langkah pemindahan dan
perlakuan yang dibarikan kepada buirayak dapat dilihat sebagai berikut:
Sebaiknya
ukuran bak pendederan cukup besar, misalnya dengan menggunakan bak
fiberglass ukuran 1M x 1M x 0.5M, sehingga burayak tersebut dapat
berkembang dengan baik. Ketinggian air adalah 3/4 dari tinggi bak.
2.
Untuk menghindari penyakit, air yang digunakan dicampur dengan rebusan
daun ketapang dan sedikit garam, aduklah secara merata, dan endapkan
selama 1 hari. Cara pemindahan dapat dilakukan dengan memindahkan secara
langsung dari akuarium, tetapi jangan lupa untuk melakukan “penyifonan”
untuk membuang kotoran yang ada. lamanya pemeliharaan di kolam
pendederan kira-kira 1 bulan.
3.
Untuk pemberian pakan perlu diperhatikan berdasarkan umurnya, dan
jangan sampai berlebihan seperti yang saya katakan diatas tadi.
Penyifonan dilakukan minimal 2 hari sekali untuk menjaga kebersihan air.
Pembesaran
Siapkan
akuarium dengan ukuran 20x20x15 atau stoples yang sebanding. Perlu
diingat, bahwa semakin besar semakin baik pula pertumbuhan tubuh dan
siripnya(lebih optiman). isi air dengan 3/4 dari tinggi wadah. Kualitas
air yang digunakan harus sama dengan air yang diberikan pada waktu
pendederan, sehingga ikan cepat beradaptasi. Jangan lupa memberi
penyekat (berupa karton, kertas, dll) antara akuarium. wadah lain yang
perlu disiapkan adalah akuarium biasa yang kira-kira bisa menampung
80-100 ekor anakan. Tujuannya agar proses penyortiran dapat berjalan
lebih mudah.
Ketika
burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah habis kuning
telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat
pembesaran. Pindahkan anakan bersama induk jantannya. Kemudian benih
ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup. Sepuluh hari kemudian
anak ikan dipindahkan ke tempat lain. Dan selanjutnya setiap satu
minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.
Pasca Panen
Pasca
panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat
dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang
berkwalitas baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan
ke dalam botol-botol tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta
menghindari perkelahian. Setelah usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias
mulai terlihat keindahannya dan dapat dipasarkan.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpilkan sebagai berikut.
1.
Untuk membudidayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah
memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter
persegi. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena
tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan
pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di
selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari
jentik-jentik nyamuk (encuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi
kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat
pertumbuhan anak ikan.
2.
Ikan akan dapat berkembang dan melakukan fertilisasi dengan baik jika
faktor eksternal dan internal juga baik. Faktor internalnya yaitu jika
ikan jantan maupun ikan betina telah siap untuk melakukan pembuahan.
Sedangkan faktor eksternalnya yaitu suhu air dan juga pH air.
3. pemilihan induk ikan cupang harus selektif agar dapat menghasilkan benih ikan cupang yang berkualitas.
mbae,izin sedot pict jenis betta splendens utk keperluan penulisan ilmiah ane..thx
BalasHapus